SDIT Nuris Klakah, sekolah yang dahulu pernah menjadi tempatku bersama teman-teman dalam merangkai masa depan, dan menciptakan kenangan. Namun keadaannya tidaklah sama seperti saat ini.
Kala itu, SDIT Nuris Klakah masih
dianggap sebagai Sekolah Dasar berbasis Islam yang belum mampu mengungguli
sekolah lain di kecamatan Klakah. Sekolahku saat itu belum ada apa-apanya jika
semisal harus dibandingkan dengan sekolah dasar lain, bahkan tidak banyak orang
yang mau mempertimbangkannya. Istilah sederhananya SDIT Nuris Klakah dahulu
dipandang sebelah mata tanpa terkecuali.tidak se-luar biasa, seperti saat ini.
Yang kuingat betul pada saat hujan
lebat mengguyur, halaman sekolah menjadi becek, dan licin karena belum
berpaving. Tak jarang air hujan akan menggenang seperti sebuah kolam raksasa.
Kadang Aku dan teman-teman tidak segan-segan untuk bermain air di kolam raksasa
tersebut, bahkan ada yang sampai rela melepas sepatunya, dan memingkis celana
hingga selutut.
Selain itu, bangunan sekolahnya pada
zamanku tergolong masih sangat sederhana. Hanya terdiri dari beberapa bangunan
ruang kelas sempit yang dibangun secara berjajar, dengan satu bangunan kantin
sekolah yang berdiri di tengah halaman dengan naungan pohon mangga besar yang
amat rindang.
Kemudian terdapat dua bangunan lain
yang di multifungsikan sebagai ruang perpustakaan sekaligus sebagai ruang guru.
Ruangan lainnya juga disekat untuk digunakan sebagai ruang kantor serta UKS
para siswa.
Masih sangat kuingat dengan amat
jelas bagaimana kondisi ruangan kelas yang saat itu menjadi tempatku bersama
teman-teman dalam menimba ilmu. Pada sebagian sisi dindingnya sudah mulai
terlihat pudar dan catnya sudah banyak yang mengelupas berpadu dengan coretan –
coretan tangan kreatif dari teman-teman.
Ada pula tempelan kertas-kertas hasta
karya dari diriku bersama teman-teman yang memang sengaja di pajang di
sepanjang salah satu permukaan dinding. Semakin menambah kesan unik dan
aesthetic.
Sedangkan untuk meja juga kursi kayu
yang kebanyakan berbeda warna tersusun rapi, di pinggir ruangan,membentuk
letter ‘U’. Jumlahnya hanya sekitar 22 buah, disesuaikan dengan jumlah siswa
pada angkatanku saat itu.
Sebuah whiteboard dengan rangka kayu
berdiri tegak di depan ruang kelas. Di sampingya terdapat meja guru yang
bersanding dengan almari kayu di pojok ruangan.
Untuk teras kelas sendiri, saat itu
hanya terpatok sebuah rak sepatu kayu bertingkat empat dan juga sebuah
keranjang sampah plastik yang berjajar tepat di sampingnya.
Di halaman depan kelas, masih sangat
kosong atau mungkin boleh dibilang sangat gersang. Hanya ada segelintir tanaman
berpolybag dan tanaman rambat liar yang dibiarkan menjalar sembarang pada
dinding pembatas di belakang kantin.
Meskipun SDIT NUris klakah pada saat
itu sangatlah terbatas dan juga sederhana. Tetapi semangatku bersama
teman-teman untuk menggali ilmu tidak pernah kendor. Jiwaku dan teman-teman
seakan tergembleng agar terus berkembang menuju arah yang lebih baik lagi, sehingga mampu mendorong tekad yang kuat
dalam menyumbangkan segenap ragam prestasi.
Selama kurun waktu enam tahun, Aku
bersama teman-teman mengenyam pendidikan di SDIT. Tak pernah luput akidah
terpupuk subur hingga dapat menjadi panutan yang baik di lingkungan masyarakat
sekitar, berkat keikhlasan, kesabaran, ketulusan yang tiada banding dari para
Astidz.
Bagiku khususnya, SDIT Nuris Klakah
akan selalu menjadi nomer satu di hati. Terlebih dengan semua kenangan yang
pernah terukir erat, di setiap sudut sekolah. Seperti halnya kenangan seru,
ketika aku dan teman-teman mempelajari Al-Quran di bawah rindangnya pohon
mangga halaman sekolah. Dengan hanya berbekal alas banner tak terpakai dan
kardus bekas yang ditata layaknya sebuah karpet, Aku dan teman-teman
menghafalkan satu per satu ayat al quran dengan semangat berapi-api.
Itulah ceritaku bersama teman-teman
dengan SDIT Nuris Klakah yang dulu.
Lain hal ceritanya jika dibandingkan
dengan SDIT Nuris Klakah yang sekarang.
Kini, sekolah tercintaku sudah banyak
mengalami berbagai perubahan, baik dari bangunan kelasnya yang lebih bagus, dan
bertingkat dua pula. Di sekelilingnya juga terdapat tumbuhan hijau yang rimbun
terawat dan sangat elok dipandang. Sebuah gazebo terbuka yang amat sejuk nan
asri, serta ruang laboratorium sains-komputer juga sudah ikut melengkapi
prasarana di sdit Nuris saat ini…..Sungguh super fantastis. Kurikulum
pembelajarannya pun tentu semakin bermutu, kreatif dan inovatif.
Alhamdulillah, Aku sebagai perwakilan
dari Alumni kedua SDIT Nuris Klakah turut merasa bangga sekaligus haru akan
perkembangan yang begitu pesat. Terlebih
lagi, sudah banyak sekali piagam prestasi dari berbagai bidang studi, menghiasi
kabinet kaca depan kantor sekolah.
Berjaya-lah selalu SDIT-Ku.
Teruslah mencetak generasi-generasi
muda yang cerdas dan berakhlaq mulia. Agar kelak nanti, dapat melanjutkan dakwah ummat.
(
Salam Rindu Dari Kami - Alumni Angkatan Kedua Thn.2017 )
Tidak ada komentar:
Write komentar